bharada

Pedoman Penulisan Soal Sma Ma Smk Mak 2017

Pedoman Penulisan Soal Sma Ma Smk Mak 2017
Pedoman Penulisan Soal Sma Ma Smk Mak 2017
Berikut ini ialah berkas Pedoman Penulisan Soal untuk SMA, MA, SMK, MAK Tahun 2017. Download file format .docx Microsoft Word dan PDF.

 Berikut ini ialah berkas Pedoman Penulisan Soal untuk Sekolah Menengan Atas Pedoman Penulisan Soal Sekolah Menengan Atas MA Sekolah Menengah kejuruan MAK 2017
Pedoman Penulisan Soal Sekolah Menengan Atas MA Sekolah Menengah kejuruan MAK 2017

Pedoman Penulisan Soal SMA, MA, SMK, MAK, Tahun 2017

Pedoman Penulisan Soal untuk SMA, MA, SMK, MAK Tahun 2017 ini diterbitkan oleh Pusat Penilaian Pendidikan - Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.

Dalam Pedoman Penulisan Soal untuk SMA, MA, SMK, MAK Tahun 2017 ini dipaparkan secara lengkap mengenai Penyusunan Kisi-Kisi, Penulisan Soal, Teknik Penulisan Soal Bentuk Pilihan Ganda, Teknik Penulisan Soal Uraian, Penulisan Soal Berpikir Tingkat Tinggi (Higher Order Thinking Skill atau HOTS) dan dilengkapi dengan contoh-contoh.

Berikut ini kutipan teks dari isi berkas Pedoman Penulisan Soal untuk SMA, MA, SMK, MAK Tahun 2017:

Penilaian terhadap hasil mencar ilmu penerima didik merupakan salah satu acara rutin dalam dunia pendidikan. Penilaian hasil mencar ilmu dilakukan antara lain untuk mendiagnosa kekuatan dan kelemahan penerima didik, memonitor perkembangan mencar ilmu penerima didik, menilai ketercapaian kurikulum, memberi nilai penerima didik dan menentukan efektivitas pembelajaran. Untuk tujuan-tujuan tersebut sanggup digunakan banyak sekali bentuk dan instrumen penilaian. Namun tes tertulis hingga dikala ini masih merupakan instrumen yang mayoritas digunakan dalam menilai hasil mencar ilmu penerima didik.

Tes tertulis secara umum sanggup dibedakan menjadi tes dengan pilihan balasan (non-constructed response test), penerima didik hanya menentukan dari balasan yang disediakan, dan tes tanpa pilihan balasan (constructed response test), penerima didik harus mengkonstruksikan jawabannya. Tes dengan pilihan balasan sering dikritik alasannya ialah dipandang tidak sanggup mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skill). Hal ini tidaklah benar, soal tes dengan pilihan balasan sanggup mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi, hanya penyusunannya memang tidak mudah. Di sisi lain tes tanpa pilihan balasan (constructed response test) yang sering dipandang sesuai untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi, jika tidak disusun dengan cermat bisa jadi hanya mengukur berpikir tingkat rendah. Kedua bentuk tes tersebut potensial untuk mengukur berpikir tingkat rendah dan tingkat tinggi, tergantung kejelian dalam penulisan soal.

Oleh alasannya ialah penulisan soal merupakan proses penentu kualitas tes maka penulisan soal perlu dilakukan secara sungguh-sungguh. Buku panduan penulisan soal ini merupakan upaya untuk membantu penulis soal menghasilkan soal yang berkualitas, termasuk soal yang mengukur berpikir tingkat tinggi. Kaedah penulisan soal, contoh-contoh yang diberikan dibutuhkan sanggup menunjukkan ilustrasi bagaimana kedua bentuk tes baik tes dengan pilihan dan tes tanpa pilihan tersebut sanggup digunakan untuk menilai hasil mencar ilmu penerima didik dan memberi informasi yang valid.

Perlu disampaikan bahwa fokus panduan ini ialah penulisan soal tes tertulis khususnya tes berbentuk pilihan ganda dan tes uraian. Oleh alasannya ialah itu bentuk evaluasi lain ibarat portofolio, tes lisan, projek tidak dibahas, namun bukan berarti bentuk evaluasi tersebut tidak penting.

Hasil mencar ilmu penerima didik sanggup dinilai dengan tujuan yang berbeda. Penilaian sanggup dilakukan untuk mengetahui bahan yang belum dikuasai penerima didik, untuk melihat kemajuan penerima didik pada periode waktu tertentu, untuk pinjaman nilai, untuk penempatan penerima didik, dan untuk penentuan kelulusan penerima didik. Penilaian tersebut secara umum dibedakan menjadi evaluasi internal dan evaluasi eksternal. Penilaian internal ialah evaluasi yang dilakukan oleh guru atau sekolah, sedangkan evaluasi eksternal dilakukan oleh institusi di luar sekolah contohnya pemerintah atau forum evaluasi yang diberi otoritas oleh pemerintah. Penilaian eksternal sanggup berupa ujian penentu kelulusan, tes seleksi masuk ke jenjang pendidikan berikut, pemantauan ketercapaian kurikulum. Pada umumnya untuk evaluasi eksternal digunakan tes tertulis sebagai mekanisme atau instrumen evaluasi yang baku (terstandar). Instrumen baku tersebut menjadi penting alasannya ialah perlunya membandingkan hasil penerima dengan cara objektif. Sementara evaluasi internal yang dilakukan oleh guru dengan tujuan menunjukkan umpan balik kepada penerima didik dan memperbaiki proses pembelajaran memakai instrumen yang kurang baku contohnya evaluasi unjuk kerja, portofolio. Hal ini alasannya ialah fokus pada individu masing-masing penerima didik, bukan untuk membandingkan antarpeserta didik. Ketika sekolah atau guru melaksanakan evaluasi untuk menentukan kelulusan atau ketercapaian dari suatu standar maka penggunaan instrumen yang baku menjadi penting.

Pada dikala ini umumnya tes prestasi mencar ilmu atau tes prestasi akademik memakai tes bentuk soal pilihan ganda (PG) alasannya ialah dikala ini tes PG dipandang sebagai tes objektif yang efisien digunakan untuk jumlah penerima besar. Untuk masa yang akan tiba ketika skoring soal isian atau essay sanggup dilakukan oleh mesin, bukan mustahil soal untuk evaluasi eksternal memakai soal isian atau essay.

Untuk menjamin kualitas soal tes yang terstandar, pengembangan tes melalui beberapa tahap. Langkah-langkah yang dilakukan untuk menyusun tes terstandar ialah (1) menentukan tujuan tes; (2) menentukan contoh yang akan digunakan (kriteria atau norma); (3) menciptakan kisi-kisi; (4) menentukan soal-soal dari kumpulan soal yang sudah ada sesuai dengan kisi-kisinya. Apabila soal yang diambil merupakan soal baru, soal-soal tersebut harus melalui tahap telaah secara kualitatif, revisi, ujicoba, dan analisis hasil ujicoba sehingga diperoleh soal yang baik dari segi kualitatif dan kuantitatif. Selain itu, pengadministrasian tes (pelaksanaan tes) juga dibentuk standar. Untuk tes prestasi terstandar, soal-soal harus mengacu pada tujuan pembelajaran yang harus dicapai penerima didik. Dalam hal ini kurikulum atau standar kompetensi lulusan (SKL) yang sudah ditetapkan apabila tes tersebut akan digunakan untuk kelulusan. Proses penskorannya juga harus dilakukan terstandar terutama apabila ada soal berbentuk uraian sehingga hasil tes tersebut sanggup dilihat keterbandingannya.

Untuk menjamin ketersediaan soal yang terstandar, perlu dikembangkan bank soal. Bank soal ialah kumpulan soal yang telah teridentifikasi karakteristiknya, contohnya tingkat kesukaran, daya beda, dan penyebaran pilihan balasan (option). Pengembangan bank soal perlu dilakukan secara terus-menerus untuk memenuhi banyak sekali keperluan penggunaan.

    Download Pedoman Penulisan Soal untuk SMA, MA, SMK, MAK Tahun 2017

    Selengkapnya mengenai susunan dan isi berkas Pedoman Penulisan Soal untuk SMA, MA, SMK, MAK Tahun 2017 ini silahkan lihat dan unduh pada link di bawah ini:

    Pedoman Penulisan Soal untuk SMA, MA, SMK, MAK Tahun 2017



    Download File:

    Pedoman Penulisan Soal SMA-MA-SMK-MAK.pdf
    Pedoman Penulisan Soal SMA-MA-SMK-MAK.docx


    Demikian yang bisa kami sampaikan mengenai keterangan berkas dan share file Pedoman Penulisan Soal untuk SMA, MA, SMK, MAK Tahun 2017. Semoga bisa bermanfaat.
    Advertisement

    Iklan Sidebar